Minggu, 27 Oktober 2002

UJI VALIDITAS KUISIONER

Panduan Lengkap Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Menggunakan SPSS

Dalam setiap penelitian, kualitas data yang dikumpulkan sangat bergantung pada alat ukur atau instrumen yang digunakan. Salah satu tolok ukur kualitas instrumen adalah validitas. Secara sederhana, validitas adalah tingkat ketepatan sebuah instrumen dalam mengukur variabel yang memang seharusnya diukur.

Saat menguji sebuah instrumen, validitas dapat ditinjau dari dua perspektif: validitas faktor dan validitas item.

  1. Validitas Faktor: Digunakan ketika butir-butir pertanyaan dalam instrumen dikelompokkan ke dalam beberapa dimensi atau faktor. Pengujiannya dilakukan dengan mengkorelasikan total skor per faktor dengan total skor keseluruhan instrumen.
  2. Validitas Item: Menilai kelayakan setiap butir pertanyaan secara individual. Inilah fokus utama dari pembahasan kita kali ini.

Memahami Validitas Item dan Kriteria Pengujiannya

Validitas sebuah item ditentukan oleh seberapa besar dukungannya terhadap skor total instrumen. Artinya, sebuah item dianggap valid jika skornya berkorelasi positif dan signifikan dengan total skor dari keseluruhan item.

Untuk menentukan apakah sebuah item layak digunakan, ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan acuan:

  • Uji Signifikansi Korelasi: Ini adalah metode yang paling umum. Nilai korelasi hasil perhitungan (disebut r-hitung) dibandingkan dengan nilai kritis dari tabel distribusi r (r-tabel). Suatu item dinyatakan valid jika r-hitung > r-tabel pada tingkat signifikansi tertentu (standarnya adalah 0,05 atau 5%).
  • Batas Nilai Korelasi: Beberapa ahli, seperti Azwar (1999), menyarankan batas praktis. Item dengan koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memiliki daya pembeda yang memuaskan. Batas ini dapat diturunkan hingga 0,25 jika jumlah item yang valid masih kurang, namun sangat tidak disarankan untuk menggunakan item dengan korelasi di bawah 0,20.

Dalam panduan ini, kita akan menggunakan metode uji signifikansi dengan membandingkan r-hitung dan r-tabel.

Dua Metode Populer Uji Validitas di SPSS

Program SPSS menyediakan dua teknik korelasi yang sering dimanfaatkan peneliti untuk menguji validitas item, yaitu Korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item-Total Correlation.


Metode 1: Korelasi Bivariate Pearson (Product Moment)

Konsep Dasar:

Metode ini bekerja dengan cara mengkorelasikan skor pada setiap item tunggal dengan skor total (hasil penjumlahan skor semua item). Jika sebuah item berkorelasi kuat dan signifikan dengan skor total, maka item tersebut dianggap mampu mengukur konstruk yang sama dengan instrumen secara keseluruhan, sehingga dinyatakan valid.

Kriteria Pengujian:
Pengujian dilakukan dengan uji dua sisi (two-tailed) pada taraf signifikansi 0,05.

  • Jika r-hitung > r-tabel, item pertanyaan dinyatakan valid.
  • Jika r-hitung < r-tabel (atau bernilai negatif), item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Contoh Kasus dan Langkah-Langkah SPSS:

Seorang mahasiswa, Andi, ingin menguji validitas kuesioner prestasi belajar yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan skala Likert (1-4). Kuesioner ini disebarkan kepada 12 responden.

Data Fiktif:
(Tabel data sama seperti pada teks asli)

Langkah-Langkah di SPSS:

  1. Buka program SPSS dan masuk ke Variable View.
  2. Buat variabel untuk setiap item (misalnya: item1item2, ..., item10) dan satu variabel untuk skor total (skortotal).
  3. Ubah Decimals menjadi 0 untuk semua variabel agar data ditampilkan sebagai bilangan bulat.
  4. Pindah ke Data View dan masukkan data dari 12 responden, termasuk hasil penjumlahan skor untuk kolom skortotal.
  5. Klik menu Analyze → Correlate → Bivariate.
  6. Pindahkan semua variabel (dari item1 hingga skortotal) ke dalam kotak Variables.
  7. Pastikan Pearson sudah tercentang. Klik OK.

Interpretasi Hasil:
Output SPSS akan menampilkan matriks korelasi. Fokuslah pada baris skortotal. Nilai korelasi setiap item dengan skor total inilah yang disebut r-hitung.

Untuk kasus ini (n=12, signifikansi 0,05, uji 2 sisi), nilai r-tabel adalah 0,576.

Berdasarkan perbandingan:

  • Item 1, 9, dan 10 memiliki nilai r-hitung yang lebih kecil dari 0,576.
  • Kesimpulan: Item 1, 9, dan 10 dinyatakan tidak valid dan perlu diperbaiki atau dibuang. Item lainnya (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8) dinyatakan valid.

Metode 2: Corrected Item-Total Correlation

Konsep Dasar:

Metode ini merupakan penyempurnaan dari korelasi Bivariate Pearson. Masalah pada metode Pearson adalah adanya overestimasi (nilai korelasi yang lebih tinggi dari seharusnya), karena skor sebuah item ikut dijumlahkan ke dalam skor total yang menjadi pembandingnya.

Teknik Corrected Item-Total Correlation mengatasi ini dengan cara mengkorelasikan skor sebuah item dengan skor total dari item-item lainnya. Sebagai contoh, saat menguji validitas item 1, skor total yang digunakan adalah penjumlahan skor item 2 hingga 10. Metode ini memberikan hasil yang lebih akurat, terutama jika jumlah item dalam instrumen relatif sedikit.

Kriteria Pengujian:
Kriterianya sama:

  • Jika r-hitung > r-tabel, item pertanyaan dinyatakan valid.
  • Jika r-hitung < r-tabel, item pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Langkah-Langkah di SPSS (menggunakan data yang sama):

  1. Buka SPSS, siapkan data di Data View (cukup variabel item1 hingga item10, tanpa variabel skor total manual).
  2. Klik menu Analyze → Scale → Reliability Analysis.
  3. Pindahkan semua variabel item (item1 hingga item10) ke dalam kotak Items.
  4. Klik tombol Statistics.
  5. Pada bagian Descriptives for, centang pilihan Scale if item deleted.
  6. Klik Continue, lalu klik OK.

Interpretasi Hasil:
Lihat tabel Item-Total Statistics pada output SPSS. Nilai yang kita cari ada di kolom Corrected Item-Total Correlation. Nilai inilah yang menjadi r-hitung.

Kita bandingkan kembali nilai tersebut dengan r-tabel (0,576).

  • Dari output, terlihat bahwa item 1, 5, 9, dan 10 memiliki nilai korelasi di bawah 0,576.
  • Kesimpulan: Dengan metode ini, item 1, 5, 9, dan 10 dinyatakan tidak valid. Perhatikan, hasil ini sedikit berbeda dari metode Pearson (item 5 sebelumnya valid, kini tidak). Item lainnya dinyatakan valid.

Catatan Penting: Proses Iteratif

Uji validitas bukanlah proses sekali jadi. Setelah analisis pertama dan menemukan item-item yang tidak valid (seperti pada contoh di atas), langkah terbaik adalah:

  1. Keluarkan semua item yang tidak valid.
  2. Lakukan kembali analisis (baik Pearson maupun Corrected Item-Total) hanya dengan item-item yang tersisa (yang valid pada putaran pertama).
  3. Ulangi proses ini sampai tidak ada lagi item yang gugur dalam pengujian. Dengan demikian, instrumen akhir yang Anda gunakan hanya berisi butir-butir pertanyaan yang benar-benar solid dan valid.

Senin, 04 Februari 2002

Pengujian Validitas Instrumen Penelitian: Panduan Praktis Menggunakan SPSS

wa.me/6282136668777 | +62877 39 38 3777 || 0821 36 66 8777 ||

Pengertian dan Konsep Dasar Validitas

Validitas merupakan ukuran sejauh mana sebuah alat ukur mampu mengukur dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Ketika melakukan pengujian terhadap instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data, terdapat dua jenis validitas yang perlu diperhatikan: validitas faktor dan validitas item.

Validitas faktor digunakan ketika butir-butir pertanyaan yang dikembangkan memiliki lebih dari satu dimensi atau faktor yang saling berkaitan. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung korelasi antara jumlah skor pada masing-masing faktor dengan total skor keseluruhan. Sementara itu, validitas item diukur melalui perhitungan korelasi antara nilai tiap butir pertanyaan dengan nilai total keseluruhan.

Fokus Pembahasan: Validitas Item

Artikel ini secara khusus membahas mengenai cara menguji validitas item. Sebuah item dianggap valid apabila terdapat hubungan atau korelasi yang kuat dengan skor totalnya. Proses ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara nilai setiap butir dengan nilai keseluruhan.

Apabila instrumen penelitian memiliki beberapa faktor, maka pengujian dilakukan bertahap - pertama menghitung korelasi butir dengan faktornya, kemudian menghitung korelasi dengan total skor dari seluruh faktor yang ada.

Kriteria Penentuan Validitas

Hasil perhitungan korelasi menghasilkan nilai koefisien yang menunjukkan seberapa valid suatu butir pertanyaan. Untuk menentukan kelayakan penggunaan suatu item, umumnya digunakan uji signifikansi pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). Item dinyatakan valid bila memiliki korelasi yang signifikan dengan nilai total.

Alternatif lainnya adalah menggunakan batasan nilai koefisien korelasi minimum. Berdasarkan pendapat Azwar (1999), item yang memiliki koefisien korelasi minimal 0,30 sudah dapat dianggap memadai. Namun, jika jumlah item terbatas, batas ini dapat diturunkan hingga 0,25, meskipun sangat tidak direkomendasikan untuk menggunakan batas di bawah 0,20.

Metode Pengujian Validitas dengan SPSS

Software SPSS menyediakan dua metode utama yang populer digunakan untuk menguji validitas:

1. Metode Korelasi Bivariate Pearson

Metode ini bekerja dengan menghitung korelasi antara setiap butir pertanyaan dengan total skor. Total skor merupakan akumulasi dari seluruh butir yang ada. Butir-butir yang memiliki korelasi signifikan menandakan kemampuannya dalam mendukung pengungkapan konstruk yang diukur.

Kriteria Keputusan:

  • Item valid jika nilai r hitung melebihi r tabel (pengujian dua arah, α = 0,05)
  • Item tidak valid jika nilai r hitung lebih kecil dari r tabel atau bernilai negatif

Studi Kasus:

Misalkan seorang peneliti bernama Andi mengembangkan instrumen untuk mengukur prestasi belajar dengan 10 butir pertanyaan menggunakan skala Likert 4 poin. Data dari 12 responden dikumpulkan dan dianalisis.

Prosedur Analisis di SPSS:

  1. Buka program SPSS dan masuk ke Variable View
  2. Buat variabel item1 hingga item10, serta variabel skortot
  3. Atur format desimal menjadi 0
  4. Input data pada Data View
  5. Pilih menu Analyze → Correlate → Bivariate
  6. Masukkan seluruh variabel untuk dianalisis
  7. Interpretasi hasil berdasarkan perbandingan dengan r tabel

Dengan n=12 dan α=0,05 (dua arah), nilai r tabel adalah 0,576. Item dengan korelasi di bawah nilai ini dianggap tidak valid dan perlu diperbaiki atau dihilangkan.

2. Metode Corrected Item-Total Correlation

Teknik ini melakukan koreksi terhadap estimasi korelasi yang berlebihan dengan menghitung korelasi setiap item terhadap total skor yang tidak memasukkan item tersebut. Misalnya, saat menghitung validitas item 1, total skor dihitung dari item 2 hingga 10 saja.

Pendekatan ini sangat sesuai untuk instrumen dengan jumlah butir yang terbatas, karena pada instrumen dengan banyak butir, efek overestimasi tidak terlalu signifikan. Azwar (2007) menekankan pentingnya koreksi ini untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

Prosedur Analisis di SPSS:

  1. Siapkan data seperti pada metode sebelumnya
  2. Akses menu Analyze → Scale → Reliability Analysis
  3. Masukkan seluruh item ke dalam analisis
  4. Pada Statistics, pilih "Scale if item deleted"
  5. Interpretasi output pada kolom Corrected Item-Total Correlation

Kriteria evaluasi tetap sama dengan metode sebelumnya, dimana item dengan korelasi di bawah r tabel dinyatakan tidak valid.

Catatan Penting

Untuk hasil yang optimal, proses validasi sebaiknya dilakukan secara iteratif. Setelah mengeliminasi item yang tidak valid pada putaran pertama, lakukan analisis ulang terhadap item yang tersisa. Proses ini dapat diulang 2-3 kali hingga tidak ada lagi item yang perlu dieliminasi, sehingga diperoleh instrumen final yang seluruh itemnya valid.

Pendekatan bertahap ini memastikan bahwa instrumen akhir yang digunakan dalam penelitian benar-benar memiliki kualitas pengukuran yang baik dan dapat diandalkan untuk mengumpulkan data penelitian.